Terbit, 01 Sep 2020 oleh : Admin
Mendekati masa pendaftaran bakal calon dalam Pilkada Sidoarjo 2020, The Republic Institute merilis hasil survei yang telah mereka lakukan.
Bambang Haryo Soekartono (BHS) disebut berada di urutan teratas dibanding calon-calon lain yang maju dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Sidoarjo.
"Survei perilaku memilih di Sidoarjo ini kami lakukan pada tanggal 14-21 Agustus 2020, dengan jumlah responden sebanyak 800 pemilih dan margin of error yaitu 3,8%. Teknik sampling survei yaitu dengan Multistage Random Sampling, di mana sampel dipilih secara berjenjang dari tingkat kecamatan, desa, RT, RW sampai KK," kata Rixvan Afgani, Peneliti The Republic Institute, Selasa (1/9/2020).
Menurutnya, dari hasil penelitian tampak bahwa popularitas tertinggi masih dipegang oleh almarhum Nur Ahmad Syaifuddin sebesar 90.8%, disusul Bambang Haryo Sukartono 88.2%, Amir Aslichin 87.6%, Ahmad Muhdlor Ali 85.5%, Kelana Aprilianto 65.1%, Sulamul Hadi Nurmawan 41.8%, M Taufiqulbar 41.1%, Bahrul Amiq 38.9%, MG Hadi Sujtipto 36.9%, H. Haris 34.9%, Agung Sudiono 34.8%, dan beberapa orang lagi yang nilai prosentasenya di bawah 30%.
Dari data di atas, disebutnya, tampak sekali popularitas yang tinggi dari lima calon tersebut bisa terjadi karena baliho sebagai media pengenalan dirinya sudah banyak tersebar di Sidoarjo.
Di samping itu, almarhum Cak Nur karena menjabat wakil bupati dan Plt bupati, sedangkan BHS karena memiliki latar belakang sebagai seorang pengusaha sukses dan anggota DPR 2014-2019.
"Untuk Gus Muhdlor popularitasnya terkerek lebih banyak karena pengaruh abahnya (Gus Ali). Sedangan popularitas Mas Iin, karena salah satu anggota DPRD Jatim Dapil 2 Sidoarjo sekaligus anak dari Abah Ipul (Bupati Sidoarjo nonaktif)”, ujar Fatekul Mujib, Peneliti Senior di The Republic Institute.
Sedangkan terkait elektabilitas, dikatakannya bahwa BHS berada di nomer satu dengan 22.3%, kemudian almarhum Cak Nur 21.6%, Mas Iin 16.6%, Gus Muhdlor 13.7%, Kelana Aprilianto 10%, Bahrul Amiq 0.8%, Haris 0.5%, dan nama-nama lainnya berada di bawah nilai 0.5%.
Menurut Rixvan, tingginya suara BHS karena adanya dorongan yang kuat dari masyarakat akan perubahan kepemimpinan di Kabupaten Sidoarjo untuk lima tahun kedepan. Serta ada harapan masyarakat pada pemimpin yang mampu menjawab persoalan terpuruknya kondisi ekonomi.
Disampaikan pula, berdasarkan hasil riset The Republic Institute, ternyata suara pendukung Cak Nur akan tersebar ke semua kandidat potensial. Bergeser ke BHS (37,1%), ke Muhdlor (32,3%), ke Iin (23,2%), ke Kelana (6,2%), ke Amiq (1,2%).
BHS sendiri sudah resmi berpasangan dengan Taufiqulbar dalam Pilkada nanti. Setelah mendapat rekom dari Golkar dan PKS, pasangan itu juga baru saja menerima rekomendasi dari Partai Demokrat, Selasa (1/9/2020).
Rekom diberikan langsung oleh AHY di Jakarta. Video dan foto-foto penyerahan rekom pun sudah beredar luas di Sidoarjo. "Iya, benar. Rekom Demokrat untuk BHS-Taufiqulbar," jawab seorang tim sukses BHS saat ditanya Surya.
Dengan itu, BHS-Taufiqulbar sudah cukup untuk mendaftar ke KPU. Tiga partai itu sudah memenuhi kuota 10 kursi di parlemen, sebagaimana ketentuan KPU. Golar 4 kursi, PKS 4, dan Demokrat 2 kursi.
#berita sidoarjo #calon bupati sidoarjo #pilbup sidoarjo 2020 #pilkada jatim 2020
#pilkada sidoarjo #pilkada sidoarjo 2020 #sidoarjo #bhs #bambang haryo #calon bupati sidoarjo
#calon bupati sidoarjo 2020 #BHS-Taufiq #golkar #pks #ppp #demokrat #gerindra