Kegiatan BHS


Disambangi BHS, Pengusaha Krupuk Di Krembung Keluhkan IMB Belasan Tahun Tak Kunjung Keluar

Terbit, 07 Jun 2020 oleh : Admin


Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyambangi pabrik krupuk Gajah Tunggal di Desa Mojoruntut, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Sabtu (06/06/2020). Kedatangan BHS dan rombongan setelah menggelar penyemprotan disinfektan dan pembagian masker itu, langsung disambut pemilik salah satu pabrik krupuk terbesar di Krembung, Ny Sulistriningsih beserta puluhan karyawan pabrik krupuk itu.

Seusai berkeliling melihat proses produksi, BHS langsung berdialog dengan pemilik pabrik krupuk ini. Ny Sulistriningsih mengatakan jika pabrik yang dibesarkan bersama suaminya itu sudah beroperasi sekitar 14 tahun. Kendati demikian, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) belum dikeluarkan Pemkab Sidoarjo. Padahal, untuk perizinan lainnya sudah dilengkapinya sejak awal berdirinya pabrik krupuk ini.

"Sampai sekarang IMB belum turun. Kani sudah mengajukan sejak 10 tahun lalu, tapi belum disetujui. Masalahnya katanya petugasnya usaha saya ini berada di dalam lingkungan. Padahal sekitar lingkungan pabrik tidak ada yang menolak. Bahkan sekitar 50 karyawan saya merupakan tetangga kami semua yang sebagian juda berstatus janda," terang Sulistriningsih kepada republikjatim.com, Sabtu (06/06/2020).

Saat ini, lanjut Sulistriningsih pabrik krupuknya mampu memproduksi krupuk sekitar 2 ton per hari. Pemasarannya dikirim ke sejumlah wilayah di Jatim, Jakarta, Bali dan Lampung. Sedangkan bahan baku tepungnya mengandalkan pasokan dari perusahaan tepung di Lampung dan Jawa Tengah.

"Di Jatim tidak ada, yang ada hanya distributor. Itu membuat harga tepung mahal mencapai Rp 5.800 per kilogram. Kalau bahan baku tepung mahal, maka menyebabkan ongkos produksi tinggi dan harga jual krupuknya mahal," imbuhnya.

Apalagi, selama ini dalam sehari pabrik krupuk miliknya membutuhkan bahan baku tepung minimal 8 ton per hari. Bahan baku itu, tidak hanya digunakan untuk produksinya di pabrik yang ada di Desa Mojoruntut, Kecamatan Krembung saja. Akan tetapi juga untuk pasokan tepung bagi 10 perusahaan krupuk lainnya di Desa Tlasih, Kecamatan Tulangan yang merupakan sub usahanya untuk menghidupkan sejumlah pabrik krupuk kecil dan menengah.

"Bahan baku dan modal sebanyak 10 perusahaan krupuk itu dari saya. Tapi mereka yang mengerjakan. Nanti kami yang menjual dengan tetap menggunakan merek Gajah Tunggal milik saya itu. Saya memang sudah bisa menghidupkan sejumlah perusahan krupuk kecil. Tapi sampai sekarang IMB belum dikeluarkan," ungkapnya.

Menanggapi keluhan ini, Bacabup BHS menilai perusahaan krupuk ini memiliki potensi yang sangat luar biasa. Apalagi mampu menghidupi sekitar 10 perusahaan krupuk lain diluar Kecamatan Krembung. Akan tetapi, perusahaan krupuk ini terkendala masa perizinan terutama IMB. Padahal, lanjut BHS sudah terbukti di lingkungan sekitar tidak ada yang terganggu, tidak ada komplain dari lingkungan dan infrastruktur sudah tidak ada perubahan. Bahkan mala memberdayakan para pekerja dari lingkungan sekitar perusahaan.

"Seharusnya IMB itu harus segera keluar. Kami mengharapkan IMB sebelum saya jadi Bupati Sidoarjo harus sudah keluar. Apalagi kalau saya jadi Bupati 3 hari izin harus keluar. Tidak ads kata-kata izin yang sudah diajukan 14 tahun tidak keluar-keluar itu," tegas Alumnus ITS Surabaya ini di sela-sela mengawasi proses penyemprotan disinfektan dan pembagian masker itu.

Selain soal perizinan, lanjut BHS perusahaan krupuk ini juga mengeluhkan permasalahan kredit. Pemilik perusahaan berkeinginan mengajukan kredit untuk menambah modal, memperbesar kapasitas produksi serta menambah tenaga kerja. Namun belum mengetahui adanya Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bunganya 6 persen setahun. Justru ditawari bank lain dengan bunga 7 persen per bulan.

"Saya akan nengajak sejumlah bank BUMN untuk mengelontorkan KUR ke pabrik krupuk seperti ini. Karena keluhannya hampir sama semua di pabrik krupuk lainnya. Saya akan mendesak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) maupun Dinas Koperasi dan UKM untuk membantu semuanya termasuk soal perizinan dan pemasarannya melalui online. Karena pabrik krupuk di Sidoarjo jumlahnya terbanyak dan produksinya terbanyak di Jatim," jelas Bacabup yang berangkat dari Partai Gerindra dan Partai Golkar ini.

Bagi Bambang sudah selayaknya di Sidoarjo memiliki pabrik tepung agar sejumlah pabrik krupuk di Sidoarjo tak hanya mengandalkan pasokan tepung dari Jateng, Lampung dan Kediri. Bahkan Bambang bakal memprogramkan Sidoarjo sebagai daerah swasembada ketela sebagai bahan baku tepung.

"Kalau saya diamanahi menjadi Bupati Sidoarjo, saya realisasikan pabrik tepung dan swasembada ketela itu dalam program jangka pendek 1 tahun," paparnya.

Sementara soal adanya asosiasi perusahan krupuk, bakal dihidupkan dan diajak kerjasama dengan pemerintah daerah. Karena selama ini sudah ada asosiasi pengusaha krupuk akan tetapi para pengusaha krupuk belum pernah bertemu pengurus asosiasinya sama sekali.

"Disperindag serta Dinas Koperasi dan UKM harus segera merealisasikan dan mewujudkan semua. Asosiasi pengusaha krpuk ini berpotensi memperjuangkan anggotanya. Baik dari sisi permodalan, perizian hingga pemasaran. Kerjasama asosiasi dan dinas akan mampu memajukan industri krupuk di Sidoarjo," tandasnya.

 

#berita sidoarjo #calon bupati sidoarjo #pilbup sidoarjo 2020 #pilkada jatim 2020 
#pilkada sidoarjo #pilkada sidoarjo 2020 #sidoarjo #bhs #bambang haryo #calon bupati sidoarjo
#calon bupati sidoarjo 2020 #BHS-Taufiq #golkar #pks #ppp #demokrat #gerindra

 

SUMBER : //republikjatim.com/baca/disambangi-bhs-pengusaha-krupuk-di-krembung-keluhkan-imb-belasan-tahun-tak-kunjung-keluar