Kegiatan BHS


Terganjal Lahan Dan Modal, BHS Siap Kembangkan Budidaya Bonsai Sidoarjo Ungguli Daerah Lain

Terbit, 09 Agu 2020 oleh : Admin


Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono (BHS) terus menggali dan mendata potensi ekonomi yang bisa dikembangkan untuk memajukan Sidoarjo. Tidak hanya, berbagai jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM), akan tetapi juga menggali potensi ekonomi dari usaha komunitas.

Salah satunya adalah Komunitas Budidaya Bonsai yang ada di Desa Juwetkenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo. Di lokasi itu, menjadi salah satu pusat budidaya bonsai hingga budidaya Bonsai Santigi yang merupakan satu-satunya di Indonesia.

"Saya mengapresiasi Budidaya Bonsai ini, karena bisa menumbuhkan perekonimian Sidoarjo. Dari modal awal Rp 500.000, satu tanaman bonsai bisa dijual Rp 5 sampai Rp 7 Juta. Ini keuntungan yang luar biasa karena mencapai 1.000 persen. Usaha ini harus didukung karena bisa menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa," ujar BHS kepada republikjatim.com, Sabtu (08/08/2020) usai berdialog dengan para pegiat Bonsai Sidoarjo.

Bacabup yang mengantongi rekomendasi Partai Gerindra ini mengaku siap mendukungan budidaya bonsai itu. Apalagi, saat ini hanya Sidoarjo yang mampu menghasilkan bibit Bonsai Santigi, yang merupakan pertama di Indonesia. Bonsai yang biasa diambil dari batu karang lautan dan tebing laut itu, bisa dibudiaya di Sidoarjo. Kini budidaya Bonsai Santigi itu, mendapatkan banyak permintaan dari sejumlah daerah di luar Sidoarjo. Salah satunya permintaan dari wilayah Semarang, Jawa Tengah. Berdasar hasil berdialog dengan para penggemar bonsai yang tergabung di Jenggolo Bonsai Sidoarjo (JBS) dan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Sidoarjo.

"Permintaan Bonsai Santigi yang mencapai 2.000 pohon per bulan belum bisa dipenuhi para penggemar bonsai Sidoarjo. Kendala utamanya, karena kurangnya lahan. Padahal, di Pemkab Sidoarjo memiliki aset lahan sekitar 1.607 bidang lahan. Kalau saya diamanahi sebagai bupati, saya akan memfasilitasinya. Paling tidak satu atau dua bidang tanah milik pemkab itu bisa dipakai dan dimanfaatkan mereka (penggemar bonsai)," imbuhnya.

Menurut Alumnus Perkapalan ITS Surabaya ini, selain penggiat ekonomi, para penggemar bonsai juga sekaligus penggiat lingkungan. Sebab usaha budidaya bonsai bakal melahirkan sejumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) baru di Sidoarjo. RTH ini, selain memiliki nilai seni luar biasa karena ada tanaman bonsai juga menjaga keseimbangan alam perkotaan. Karena itu, BHS berencana mengajak para penggemar bonsai ini, bakal diajak dan dilibatkan untuk menghiasi Kota Sidoarjo.

"Kalau saya diamanahi sebagai Bupati Sidoarjo, saya juga bakal memberikan bantuan APBD untuk asosiasi (perkumpulan) penggemar bonsai di Sidoarjo. Ini sudah dilakukan Pemkot Batu, yang memberikan bantuan dana kepada asosiasi penggemar bonsai, sebesar Rp 150 juta per tahun. Dana bantuan ini bisa dipakai memajukan budidaya bonsai. Misalnya menggelar event pameran dan lain sebagainya," tegasnya.

Selain itu, kata mantan Anggota DPR RI ini, berbagai bentuk dukungan pemkab diharapkan bisa meningkatkan kreatifitas para penggemar bonsai di Sidoarjo. Pihaknya berharap, bonsai Sidoarjo bisa lebih unggul dari wilayah lain.

"Termasuk menarik perbankan penyalur program Kredit Usaha Rakyat (KUR) bisa memberi bantuan permodalan bagi para pembudidaya bonsai itu. Agar bonsai Sidoarjo makin berkembang pesat dan mampu memenuhi permintaan dan pesanan dari daerah lainnya," jelasnya.

Sementara Ketua Jenggolo Bonsai Sidoarjo (JBS) Samsul Huda berharap perhatian Pemkab Sidoarjo. Perhatian itu, kata Samsul bentuknya bisa peminjaman lahan kosong maupun bantuan dari APBD.

"Lahan budidaya bonsai yang ditempati sekitar 80 sampai 100 penggemar bonsai yang kami tempati ini, lahannya masih sewa. Lahan ini ditempati puluhan penggemar untuk budidaya bonsai. Setiap kegiatan anggarannya harus urunan," ungkapnya.

Wakil Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Sidoarjo, Ikhwan Santoso mengakui adanya kendala lahan. Selain itu masalah lainnya adalah permodalan yang kurang.

"Sidoarjo sudah dikenal sebagai pusat budidaya Bonsai Santigi secara nasional dan satu-satunya di Indonesia. Tapi, kami belum bisa memenuhi permintaan pasar. Sekarang, alhamdulillah sudah ada solusi dari Pak Bambang (BHS). Nanti kami diberi bantuan lahan tanpa sewa dan bantuan permodalan," paparnya.

Selain itu, Ikhwan menjelaskan pihaknya memiliki sejumlah rencana untuk mengembangkan usaha budidaya bonsai di Sidoarjo ini. Salah satunya membuat Sekolah Bonsai. Sebab diakuinya, seni bonsai masih minoritas. Sehingga pihaknya berharap dengan Sekolah Bonsai, seni bonsai menjadi seni yang bisa dinikmati semua kalangan.

"Rencana itu, kami siapkan agar anak-anak sekolah untuk belajar budidaya bonsai di sini (Juwetkenongo). Yakni mulai anak-anak TK, SD hingga SMA sederajat. Ke depan, kami berharap bisa masuk sekolah-sekolah melalui kurikulum untuk mengenalkan budidaya seni bonsai seperti Sekolah Bonsai yang ada di lokasi budidaya yang sudah dirintis sejak Tahun 2000 itu," tandasnya.

 

#berita sidoarjo #calon bupati sidoarjo #pilbup sidoarjo 2020 #pilkada jatim 2020 
#pilkada sidoarjo #pilkada sidoarjo 2020 #sidoarjo #bhs #bambang haryo #calon bupati sidoarjo
#calon bupati sidoarjo 2020 #BHS-Taufiq #golkar #pks #ppp #demokrat #gerindra

 

SUMBER //republikjatim.com/baca/terganjal-lahan-dan-modal-bhs-siap-kembangkan-budidaya-bonsai-sidoarjo-ungguli-daerah-lain